Tuesday, July 3, 2007

Experimen Irigasi Berkala di Sihepeng Untuk Melawan Malaria

Research Report from JKPKBPPK / 2005-04-01 11:59:00

Potensi Persawahan sebagai Habitat Larva Nyamuk Vektor Malaria (Anopheles spp.) serta Kemungkinan Pengendaliannya melalui Pola Irigasi Berkala Eksperimen di Desa Sihepeng Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal Propinsi Sumatera Utara

Potency of Rice Filed as the Mosquito Larva Habitat of (Anopheles spp.) Malaria Vector and the Possibility of its Control through Intermittent Irrigation Pattern : An Experiment at the Sihepeng Village, Siabu Sub-District, Mandailing Natal District, North
By: Irnawati Marsaulina
Program Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia
Created: 2002

Keywords: Malaria; Abstrak Penelitian Kesehatan
Subject: MALARIA -prevention and control

Desa Sihepeng merupakan desa endemis malaria yang terletak di Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal, Propinsi Sumatera Utara, dengan infeksi malaria atau Parasite Rate (PR) tahun 1998/1999 adalah sebesar 32,7% dan yang terakhir adalah sebesar 56,35% tahun 1999/2000.

Gambaran tersebut menunjukkan bahwa kasus malaria di Desa Sihepeng cukup serius dan merupakan prevalensi tertinggi selama empat kali survai malariometrik yang telah dilakukan sejak tahun 1993 (Sudomo, 2000). Jika dibandingkan dengan angka Parasite Rate secara nasional, adalah sebesar 4,18% (Depkes RI, 1996).

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa pola irigasi berkala dapat digunakan sebagai metode pengendalian vektor malaria di daerah persawahan.

Penelitian berlangsung mulai Januari 1999 sampai dengan Januari 2000, termasuk pengambilan data sekunder, sedangkan penelitian eksperimen penanaman padi di sawah dimulai pada bulan Oktober 1999 sampai Januari 2000.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis Eksperimen Semu (Quasi Experiment) dengan desain riset Quast Experimental pretest-postest memakai rancangan rangkaian waktu dengan kelompok pembanding (Control Time Series Design).

Jumlah larva nyamuk Anopheles spp. dihitung dan dianalisis secara manual dan statistik. Variabel ligkungan fisik dan kimia yang diambil dari lokasi penelitian diukur dan dianalisis secara in-situ di laboratorium. Uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi Spearman, uji-t, dan uji kai kuadrat (Chi-square), kemudian dilakukan analisis univariat, juga analisis bivariat dan mulivariat dengan menggunakan Regresi Logistik Berganda (Multiple Logistic Regression). Pengambilan larva dilakukan dengan cara dipping, yaitu dilakukan pencidukan sebanyak 20X dengan menggunakan ciduk ukuran standar WHO (250 mm3). Pencidukan dilakukan satu kali seminggu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa habitat persawahan yang menerapkan pola irigasi berkala dapat menurunkan kepadatan populasi larva nyamuk Anopheles spp. secara bermakna. Penurunan populasi larva terjadi berdasarkan lama waktu pengeringan air dan penggenangan kembali. Dari setiap perlakukan terbukti yang paling efektif terhadap terjadinya penurunan populasi larva nyamuk Anopheles spp. adalah perlakuan A (5 hari kering, 5 hari basah), jika dibandingkan dengan perlakuan B (7 hari kering , 7 hari basah), dan C (9 hari kering, 9 hari basah). Hal ini terbukti dengan ditemukannya jumlah larva Anopheles spp. yang terendah terdapat pada perlakuan A (5K-5B) sebesar 1,45 larva/ciduk dan tertinggi terdapat pada perlakuan C (9K-9B) sebesar 1,95 larva/ciduk, perlakuan B (9K-9B) sebesar 1,60 larva/ciduk sedangkan kelompok kontrol jumlah larvanya sebesar 10,55 larva/ciduk.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kepadatan populasi larva nyamuk Anopheles spp. yang paling dominan di daerah persawahan Desa Sihepeng dimiliki oleh spesies larva nyamuk An. sundaicus diikuti oleh An. nigerrmus dan An. kochi dan berdasarkan hasil penelitian pula terbukti bahwa puncak kepadatan dari larva tersebut berada pada saat umur padi 1,5 bulan dihitung berdasarkan masa penanaman padi dimulai. Puncak kepadatan populasi larva nyamuk Anopheles spp. terjadi pada bulan Desember 1999 dan terendah terjadi pada bulan Januari 2000.

Berdasarkan hasil uji multivariat telah didapat pembentukan model secara matematis terhadap populasi larva nyamuk Anopheles spp. di persawahan. Model yang diperoleh untuk menurunkan kepadatan populasi larva nyamuk Anopheles spp. adalah dipengaruhi oleh parameter fisika dan kimia yaitu variabel oksigen terlarut (DO), tegangan permukaan air, parameter serangga air, yaitu Dytiscidae, Belostoma sp. dan Ephemeroptera. Variabel-variabel tersebut berpengaruh terhadap kepadatan populasi larva Anopheles spp. dan terbukti berkorelasi secara bermakna dengan larva nyamuk Anopheles spp.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa pola irigasi berkala secara statistik terbukti berhasil dalam menurunkan populasi larva nyamuk Anopheles spp. di persawahan. Metode pengeringan dan pengairan kembali yang dilakukan pada sawah secara berkala, telah terbukti dapat menurunkan kepadatan populasi larva nyamuk Anopheles spp. maka metode tersebut dapat diterapkan di daerah endemik malaria yang habitat nyamuk vektornya adalah persawahan.


Copyrights:

Copyright © 2001 by Badan Litbang Kesehatan.
Verbatim copying and distribution is permitted in any medium, provided this notice is preserved.