Tuesday, July 3, 2007

Memerangi Nyamuk di Daerah Persawahan Desa Sihepeng

Model Irigasi Berkala di Daerah Persawahan untuk Menurunkan Kepadatan Larva Nyamuk Anopheles spp. di Desa Sihepeng Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal, Propinsi Sumatera Utara

Gray literature from JKPKBPPK / 2002-12-12 09:01:00
Oleh : Irnawati Marsaulina, Faculty of Public Health, North Sumatera University
Dibuat : 2002, dengan 0 file

Keyword : irigasi; larva nyamuk; persawahan; Warta Litbang Kesehatan
Subjek : MOSQUITO CONTROL; ANOPHELES; IRRIGATION; LARVA
Sumber pengambilan dokumen : Warta Litbang Kesehatan, Vol. 6 (2) 2002

Desa Sihepeng merupakan desa endemis malaria yang terletak di Kacamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal. Penelitian ini dilakukan di daerah persawahan dimana sebagian masyarakatnya pekerjaanya adalah bertani. Lokasi persawahan yang banyak terdapat disekitar rumah-rumah penduduk memungkinkan sebagai tempat perindukan nyamuk Anopheles, apabila persawahan tersebut tidak terpelihara dan diurus baik setelah se-lesai panen.

Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan beberapa informasi tentang aspek dari ekologi nyamuk Anopheles sundaicus di daerah persawahan yang potensial sebagai tempat perindukannya. Survei larva di sawah dengan menggunakan cara Dipping (mengambil air sawah dengan gayung) dilakukan seminggu sekali. Pemantauan entomologi dilakukan dengan cara menangkap nyamuk dengan umpan badan di lakukan dua kali dalam seminggu.

Jumlah nyamuk dan larva dihitung kepadatan populasinya dan diidentifikasi jenis (spesies-nya). Kemudian parameter fisik dan kimia dan biologi yaitu pH, DO, CO2, kedalaman dan temperatur (air dan udara) serta kelembaban maupun curah hujan diukur dan dianalisis secara insitut dan di laboratorium.

Kegiatan menggigit nyamuk selalu aktif sepanjang malam mulai jam 18.00 s.d 06.00 dan puncaknya jam 24.00 - 01.00. Puncak kepadatan larva An. Sundaicus adalah pada saat padi berumur 1,5 bulan. Jenis larva nyamuk Anopheles yang ditemukan didaerah persawahan di Desa Sihepeng ada 3 spesies yaitu An. sundaicus, An. nigerrimus, dan An. kochi dan mendominasi adalah An. sundaicus tetapi ditemukan juga beberapa jenis spesies Aedes albopictus ditambah beberapa spesies Culex antara lain Culex bitaeniohynchus, Culex pseudovishnui.

Hal yang paling mendukung terhadap kelanjutan perkembang biakan spesies tersebut adalah temperatur, pH, DO, CO2 dan kedalaman air.

Predator serangga yang ditemukan adalah Belosto-matidae, Ephemeroptera, Zygoptera, Larva Dyctiscidae, Larva Hydrophylidae dan Larva Cybister spp. Yang paling dominan Dycriscidae dan Ephemeroptera. Perindukan larva An. sundaicus yaitu daerah persawahan banyak dipadati oleh vegetasi air yang berfungsi sebagai tempat berlindung larva Anopheles dari arus air dan serangan predator. Jenis yang ditemukan sebagai berikut: Pistia, Lumut, Ganggang, Impomeca sp, Salvinia, Hydrilla, Algae, Azolla dan jenis rumput.

Hasil dari perhitungan efektivitas kepadatan larva nyamuk Anopheles sp ternyata perlakuan 7K-7B adalah yang paling efektif (77,90%).

Deskripsi Alternatif :

Desa Sihepeng merupakan desa endemis malaria yang terletak di Kacamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal. Penelitian ini dilakukan di daerah persawahan dimana sebagian masyarakatnya pekerjaanya adalah bertani. Lokasi persawahan yang banyak terdapat disekitar rumah-rumah penduduk memungkinkan sebagai tempat perindukan nyamuk Anopheles, apabila persawahan tersebut tidak terpelihara dan diurus baik setelah se-lesai panen.

Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan beberapa informasi tentang aspek dari ekologi nyamuk Anopheles sundaicus di daerah persawahan yang potensial sebagai tempat perindukannya. Survei larva di sawah dengan menggunakan cara Dipping (mengambil air sawah dengan gayung) dilakukan seminggu sekali. Pemantauan entomologi dilakukan dengan cara menangkap nyamuk dengan umpan badan di lakukan dua kali dalam seminggu.

Jumlah nyamuk dan larva dihitung kepadatan populasinya dan diidentifikasi jenis (spesies-nya). Kemudian parameter fisik dan kimia dan biologi yaitu pH, DO, CO2, kedalaman dan temperatur (air dan udara) serta kelembaban maupun curah hujan diukur dan dianalisis secara insitut dan di laboratorium.

Kegiatan menggigit nyamuk selalu aktif sepanjang malam mulai jam 18.00 s.d 06.00 dan puncaknya jam 24.00 - 01.00. Puncak kepadatan larva An. Sundaicus adalah pada saat padi berumur 1,5 bulan. Jenis larva nyamuk Anopheles yang ditemukan didaerah persawahan di Desa Sihepeng ada 3 spesies yaitu An. sundaicus, An. nigerrimus, dan An. kochi dan mendominasi adalah An. sundaicus tetapi ditemukan juga beberapa jenis spesies Aedes albopictus ditambah beberapa spesies Culex antara lain Culex bitaeniohynchus, Culex pseudovishnui.

Hal yang paling mendukung terhadap kelanjutan perkembang biakan spesies tersebut adalah temperatur, pH, DO, CO2 dan kedalaman air.

Predator serangga yang ditemukan adalah Belosto-matidae, Ephemeroptera, Zygoptera, Larva Dyctiscidae, Larva Hydrophylidae dan Larva Cybister spp. Yang paling dominan Dycriscidae dan Ephemeroptera. Perindukan larva An. sundaicus yaitu daerah persawahan banyak dipadati oleh vegetasi air yang berfungsi sebagai tempat berlindung larva Anopheles dari arus air dan serangan predator. Jenis yang ditemukan sebagai berikut: Pistia, Lumut, Ganggang, Impomeca sp, Salvinia, Hydrilla, Algae, Azolla dan jenis rumput.

Hasil dari perhitungan efektivitas kepadatan larva nyamuk Anopheles sp ternyata perlakuan 7K-7B adalah yang paling efektif (77,90%).

Copyrights : Copyright © 2001 by Badan Litbang Kesehatan. Verbatim copying and distribution is permitted in any medium, provided this notice is preserved.

http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jkpkbppk-gdl-grey-2002-irnawati-727-anopheles