Tuesday, July 3, 2007

Pembentukan Provinsi Tapanuli?


mulaharahap@gmail.com
Pembentukan Provinsi Tapanuli?
April 10th, 2007
Oleh: Mula Harahap

Saya tidak tahu sampai dimana batas wilayah dari apa yang akan dinamai Propinsi Tapanuli itu. Mungkin para “tokoh” pengagasnya berangan-angan bahwa batas wilayah tersebut masih sama dengan Keresidenan Tapanuli bentukan Pemerintah Hindia Belanda dahulu. Tapi saya sangsi kalau angan-angan tersebut akan bisa tercapai.

Pada jaman penjajahan Belanda dahulu distrik Mandailing–yang mayoritas penduduknya beragama Islam–sebenarnya sudah enggan untuk bergabung dalam sebuah keresidenan yang bernama Keresidenan Batak, bersama saudara-saudaranya dari sub-etnis dan agama yang berbeda. Bahkan–karena alasan agama–mereka enggan disebut sub-etnis Batak, walau pun secara antropologi “traits”-nya memang demikian. Mereka lebih suka bergabung dalam Keresidenan Padang. Akhirnya, untuk melunakkan hati dan mengajak mereka agar mau bergabung, dipilihlah nama Tapanuli–yang berasal dari kata Tapian Na Uli–yaitu nama sebuah teluk di pantai Sibolga sebagai kompromi.

Pemerintah Belanda memang masih punya “otot” untuk memaksa sebuah distrik bergabung ke dalam sebuah keresidenan seperti yang diuraikan di atas. Tapi di era demokratisasi dan desentralisasi ini, saya tidak tahu siapa lagi yang masih punya “otot”. Karena itu–saya membayangkan–untuk mewujudkan cita-cita sebuah propinsi yang bernama Tapanuli terpaksa harus dilakukan rembug dan tawar-menawar yang meletihkan. (Syukur-syukur tidak terjadi konflik fisik antar etnis).

Jangan pula kita lupa bahwa saat ini kita hidup di sebuah era yang semakin kental diwarnai oleh sentimen agama dan etnis. Saya pikir Kabupaten Mandailing-Natal tak akan mau bergabung dalam propinsi tersebut. Karena alasan agama atau etnis, besar kemungkinan kabupaten/kotamadya berikut ini pun tak akan mau bergabung: Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Dairi, Kabupaten Pakpak Barat, Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan, Kotamadya Padang Sidempuan.

Ada pun Kabupaten Karo, Kabupaten Simalungun dan Kotamadya Pematang Siantar; sejak dahulu memang berada dalam Keresidenan Sumatera Timur. (Dan beberapa waktu yang lalu–kalau saya tak salah–”tokoh- tokoh” dari Kabupaten Karo, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat sudah menyatakan diri pula untuk bergabung dalam gerakan yang mengangan-angankan Propinsi Sumatera Timur).

Jadi akan tersisalah Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kotamadya Sibolga–yang dihuni oleh mayoritas penduduk dari sub-etnis Batak Toba yang beragama Kristen–untuk bergabung dalam Propinsi Tapanuli.

Lalu akan timbul pertanyaan: Apakah ada gunanya propinsi yang seperti itu? Wilayahnya tidak luas-luas amat, populasinya sangat homogen, dan relatif tidak memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang terlalu besar.

Kalau karena statusnya setelah menjadi sebuah propinsi ia bisa mendapat total anggaran yang jauh lebih besar daripada total anggaran setiap kabupaten/kotmadya yang bergabung ke dalamnya (dan karenanya anggaran yang bisa dipergunakan untuk pembangunan/kesejahteraan rakyat menjadi lebih besar pula), maka saya sangsi kalau anggaran tersebut bisa mencapai tujuannya. Anggaran itu pasti akan habis hanya untuk membiayai aparatur propinsi yang baru tersebut.

Memang, oleh politik dagang sapi dan akal-akalan di tingkat pusat (bukan karena proses demokrasi yang mencerminkan aspirasi rakyat di tingkat akar-rumput) boleh-boleh saja Propinsi Tapanuli itu memiliki batas wilayah yang hampir sama seperti pada masa penjajahan Belanda dahulu. Tapi peryalah, bahwa pemekaran yang “dipaksakan” akan menimbulkan banyak persoalan di kemudian hari. Propinsi ini hanya akan diwarnai oleh kericuhan agama dan etnis, seperti yang kini terjadi di Propinsi Sulawesi Barat.

Karena itu, kalau saya boleh menganjurkan, lupakan sajalah mimpi tentang Propinsi Tapanuli (dan Propinsi Sumatera Timur) itu. Satu propinsi yang bernama Sumatera Utara, yang dihuni oleh berbagai agama, etnis dan sub-etnis adalah sebuah kekuatan yang dinamis dan progresif dalam upaya mensejahterakan rakyat. (Tentu saja kalau kita tahu mengelolanya dengan baik).

Kepada para “tokoh” (terutama mereka yang sudah pensiun dan sudah menikmati buah kekuasaan semasa Pemerintahan Rezim Suharto, Habibie, Abdurrahman Wahid dan Megawati), tapi masih saja terus ingin “bermain” dalam isyu pemekaran Propinsi Tapanuli dan Propinsi Sumatera Timur, saya ingin mengatakan: “Sudahlah, Bapak. Istirahatlah. Pergilah bermain-main dengan cucu. Dan lakukanlah hal yang baik-baik saja bagi Sumatera Utara khususnya, dan Tapanuli umumnya….”

Peningkatan kesejahteraan rakyat ditentukan oleh kemauan dan kemampuan para bupati dan anggota DPRD di setiap kabupaten/kotamadya dalam mengelola wilayahnya. Peningkatan kesejahteraan rakyat bukan ditentukan oleh pemekaran propinsi[.]

http://mulaharahap.wordpress.com/2007/04/10/pembentukan-provinsi-tapanuli/

16 comments:

Paber said...

Setuju.....
Lupakan saja ide pembentukan provinsi tapanuli. Terlalu besar harga yang harus dibayar untuk sebuah ambisi sekelompok orang yang gila kekuasaan. Terlalu banyak rakyat yang harus dikorbankan.

Yang harus dilakukan adalah mendorong penyelenggara negara yang sudah ada dari tingkat pusat sampai ke desa untuk menciptakan iklim yang sehat, sehingga rakyat dapat bekerja dan berusaha dengan baik untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Apa iklim yang sehat itu...?
Iklim yang sehat itu mencakup: keamanan, kebebasan melakukan usaha, tersedianya sarana dan pasilitas publik yang tidak hanya sekedar memadai, tersedianya akses publik terhadap informasi dan dunia luar yang cepat dan "up to date", tidak ada monopoli, tidak ada pungli dan pemerasan, tidak ada premanisme, penegakan hukum yang seadil-adilnya, dll.
Semua ini dapat dilakukan aparat pemerintah yang sudah ada tanpa membentuk provinsi baru. Yang penting adalah kemauan, kejujuran dan profesionalisme.

Menciptakan iklim yang sehat ini lebih realistis dibanding membentuk provinsi baru.

Provinsi Tapanuli tidak dapat menjanjikan kesejahteraan bagi rakyat di sana. Provinsi Tapanuli itu nantinya malah akan membebani rakyat disana dengan retribusi, pungutan dan apalah namanya untuk membiayai operasional dan memperkaya orang orang yang duduk di kantor gubernur.

Provinsi itu nantinya akan menciptakan raja-raja kecil, jaringan mafia baru dan segala macam pemeras dan penghisap darah rakyat.
Mari bercermin dari Provinsi yang baru mekar. Sudahkah kehidupan rakyat disana lebih baik dari sebelumnya...?

Bagi anda-anda yang punya ide gila membentuk provinsi tapanuli, cobalah merenungkan ide anda dengan hati nurani yang jujur. Apakah anda murni menempatkan kepentingan rakyat diatas kepentingan dan ambisi pribadi anda...? Apakah anda tidak berpikir kalau ide gila anda itu akan menimpakan kesengsaraan baru di pundak rakyat di sana.

Masih banyak hal yang lebih bermanfaat yang harus dikerjakan daripada hanya sekedar berwacana tetang sebuah provinsi impian yang adanya di "dunia antahberantah"

Sekali lagi.....
STOP PEMBENTUKAN PROVINSI TAPANULI

Rahim Rasyid said...

saya sangat setuju dengan ini!!!!

tidak perlu adanya provinsi tapanuli ini. Saya melihat ini hanyalah ketamakan dari segelintir orang yang bercita-cita menjadi gubernur.

untuk saat ini sudah memakan korban seorang ketua dprd sumut, Aziz angkat. Semoga amal ibadahnya di terima di sisi-NYA

Sang Sosialis said...

Wowwww....sangat setuju sekali !
Pada tahun 2007 saya mencari jawaban mengenai "Perang Dingin" yang ada di etnis Batak, terutama Batak Toba dengan Karo. Dimana Karo tidak mau diintegrasikan kedalam etnis BATAK.
Saya mencoba membuat tulisan http://mael-aruan.blogspot.com/2008/06/dahulu-kala-ketika-negara-ini-dijajah.html hasil yang saya dapat adalah Kembalikan Bhinneka Tunggal Ika dibenak masing-masing insan Pemuda-Pemudi bangsa ini.

Pemberdayaan Masyarakat adalah langkah kongkret dan absolute bilamana mau mementingkan Kepentingan Masyarakat.

Sang Sosialis said...

Wowwww....sangat setuju sekali !
Pada tahun 2007 saya mencari jawaban mengenai "Perang Dingin" yang ada di etnis Batak, terutama Batak Toba dengan Karo. Dimana Karo tidak mau diintegrasikan kedalam etnis BATAK.
Saya mencoba membuat tulisan http://mael-aruan.blogspot.com/2008/06/dahulu-kala-ketika-negara-ini-dijajah.html hasil yang saya dapat adalah Kembalikan Bhinneka Tunggal Ika dibenak masing-masing insan Pemuda-Pemudi bangsa ini.

Pemberdayaan Masyarakat adalah langkah kongkret dan absolute bilamana mau mementingkan Kepentingan Masyarakat.

Sang Sosialis said...

Wowwww....sangat setuju sekali !
Pada tahun 2007 saya mencari jawaban mengenai "Perang Dingin" yang ada di etnis Batak, terutama Batak Toba dengan Karo. Dimana Karo tidak mau diintegrasikan kedalam etnis BATAK.
Saya mencoba membuat tulisan http://mael-aruan.blogspot.com/2008/06/dahulu-kala-ketika-negara-ini-dijajah.html hasil yang saya dapat adalah Kembalikan Bhinneka Tunggal Ika dibenak masing-masing insan Pemuda-Pemudi bangsa ini.

Pemberdayaan Masyarakat adalah langkah kongkret dan absolute bilamana mau mementingkan Kepentingan Masyarakat.

Literary Analysis said...

SETUJU !!!!!! saya setuju kalau situs ini khusus hanya untuk orang2 pesimis seperti anda2 ini dan terlalu penuh dengan pemikiran sempit, picik, agamais dan kesukuan..... Bravo untuk anda semua.

Anonymous said...

Kepintaran kalian2 yakni meramu suatu comment atau wacana yg susah untuk dipersalahkan, nampak tulus dan suci tapi didalamnya penuh sentimen, caci, hinaan, kesombongan, dan selalu merasa paling benar!

nathan said...

saya tidak setuju......
jelas jelas protap itu untuk kepentingan masyarakat tapanuli. jika protap terbentuk maka masyarakat tapanuli akan merasakan yang namanya pembangunan karena pembangunan akan berpusat ditapanuli, bukan pembuangan yang selama ini dirasakan masyarakat tapanuli karena ulah pemerintah yang tidak bertanggungjawab
jika protap tidak direalisasikan, sampai kapan masyarakat tapanuli merasakan namanya pembangunan? sampai mati menderita karena harap-harap cemas akhirnya mati lemas?
jadi perlu diketahui bahwa dalam mengambil suatu keputusan kita tidak boleh melihat hanya dari satu sisi kita harus melihat dari segala sidut. maju protap

Unknown said...

Tidak setuju..
Karena alasan pembangunan yg tidak merata, bahkan Mandailing Natalpun merasakan dampak dari tidak meratanya pembangunan. Ini bukan masalah ras, agama ataupun etnis. tetapi ini masalah kesejahteraan masayarakat. Sangat jelas bukan kota Medan saja sangat jauh ditempuh dengan darat, apalagi dari daerah selatan sumatera utara, sangat susah untuk bisa mencapai ibukota propinsi. sudah saatnya pemekaran dilakukan. toh juga pembangunan untuk masyarakat Tapanuli. Jangan hanya lihat sejarah, tetapi lihatlah dengan mata hati apa yg sedang terjadi di masyarakat Tapanuli. Banyaknya pengangguran dan kemiskinan di daerah Tapanuli. Dengan terbentuknya provinsi baru akan menjadikan Tapanuli sebagai pusat pembangunan yang baru. Berpikirlah positif terhadap oranglain, seberapa kotorpun pikiran kita terhadap penggagas dan seberapa bencipun kita kepada orang2 dibelakang semua itu, kita seharusnya bukan berpikir seperti seorang musuh, tetapi berpikirlah sebagai seorang sahabat yang merindukan adanya pembangunan di daerah kita tercinta..karena Propinsi Sumatera Utara sepertinya hanya Kota Medan, Tebing tinggi, dan Pematang Siantar. Ketiga kota tersebut merupakan 3 kota termaju saat ini di Sumatera Utara, dan dilihat dari geografinya, ketiga kota terletak paling dekat ke kota Medan. Jadi pertanyaannya..kapan kabupaten2 lain yg jauh dari Medan akan berkembang dan pembangunannya semakin baik..?
Apapun cita2 teman atau saudara kita, mari kita sama-sama berjuang memberi dukungan dan doa supaya yang terbaik yang kita dapatkan..bukan hanya protes dan memberi cacian ataupun makian kepada oranglain.
Majulah Tanahku Tapanuli..

Unknown said...

Tidak setuju..
Karena alasan pembangunan yg tidak merata, bahkan Mandailing Natalpun merasakan dampak dari tidak meratanya pembangunan. Ini bukan masalah ras, agama ataupun etnis. tetapi ini masalah kesejahteraan masayarakat. Sangat jelas bukan kota Medan saja sangat jauh ditempuh dengan darat, apalagi dari daerah selatan sumatera utara, sangat susah untuk bisa mencapai ibukota propinsi. sudah saatnya pemekaran dilakukan. toh juga pembangunan untuk masyarakat Tapanuli. Jangan hanya lihat sejarah, tetapi lihatlah dengan mata hati apa yg sedang terjadi di masyarakat Tapanuli. Banyaknya pengangguran dan kemiskinan di daerah Tapanuli. Dengan terbentuknya provinsi baru akan menjadikan Tapanuli sebagai pusat pembangunan yang baru. Berpikirlah positif terhadap oranglain, seberapa kotorpun pikiran kita terhadap penggagas dan seberapa bencipun kita kepada orang2 dibelakang semua itu, kita seharusnya bukan berpikir seperti seorang musuh, tetapi berpikirlah sebagai seorang sahabat yang merindukan adanya pembangunan di daerah kita tercinta..karena Propinsi Sumatera Utara sepertinya hanya Kota Medan, Tebing tinggi, dan Pematang Siantar. Ketiga kota tersebut merupakan 3 kota termaju saat ini di Sumatera Utara, dan dilihat dari geografinya, ketiga kota terletak paling dekat ke kota Medan. Jadi pertanyaannya..kapan kabupaten2 lain yg jauh dari Medan akan berkembang dan pembangunannya semakin baik..?
Apapun cita2 teman atau saudara kita, mari kita sama-sama berjuang memberi dukungan dan doa supaya yang terbaik yang kita dapatkan..bukan hanya protes dan memberi cacian ataupun makian kepada oranglain.
Majulah Tanahku Tapanuli..

Bu Sarma said...

sebagai orang batak di perantauan...sy kurang paham dengan kejadian yang ada di Tapanuli...
Tapi, sy hanya ingin berpendapat bahwa apapun yang dibangun dengan kekerasan tidak akan menghasilkan sesuatu yang bermakna...
Ketika kita mempunyai pendapat dan ingin supaya pendapat itu diterima orang banyak...tetapi tidak semua orang menyetujuinya...apakah kita harus tetap memaksakannya dengan kekerasan?
Bukankah kekerasan sudah lama dibenci banyak orang?
Bukankah keluarga yang mengalami kekerasan itu akan tersakiti juga?
Berapa dan siapa saja yang diuntungkan ?
...

Unknown said...

Kemerdekaan hanya dapat diraih ketika ada perjuangan. Karena tanpa peerjuangan semua akan sia2. Kekerasan akan bisa terjadi apabila kemerdekaan seseorang dihambat atau direbut. Itu berarti kemerdekaan itu sangat berharga. Kekerasan juga bisa dipicu oleh kekerasan hati dan kekerasan penjajahan di tanah batak atau di Tapanuli. Jadi tidak ada alasan bagi siapapun untuk melarang orang lain untuk melakukan perjuangan.HARGAI..!!! supaya diri kita dihargai juga..
Berjuanglah Tanahku Tapanuli..!!!

Anonymous said...

Pembentukan propinsi Tapanuli hanya untuk kepentingan segelintir orang yang haus akan kekuasaan. Pemekaran daerah hanya memperberat beban pemerintah pusat.
kaos | kaos distro | distro online | distro

Anonymous said...

Terima kasih pak atas informasinya.

Business Blog SEO | Cah Bagoes | De-kill | blogger | Mbah Gendeng | Ovoway | Dagdigdug | Ngobrol Seputar Bisnis Online Bocah | Ngeblogs | Astalog | Blog Detik | Blog SEO Socrazy | Ngobrol Seputar Bisnis Online | Mbah Gendeng | Ngobrol Seputar Bisnis Online | Astaga.com lifestyle on the net | Ngobrol Seputar Bisnis Online

turnip said...

Hidup Propinsi Tapanuli, yg jelas pembentukan ProTap bukan kepentingan segelintir orang dan bukan sebuah ambisi yg gila kekuasaan melainkan mensejahtrakan masyarakat banyak, apa salahnya protap diwujudkan? jgn kita berfikir negatif mengaitkan Isu SARA. saya sangat prihatin mendengar ini sangat disayangkan. mudah mudahan cepat atau lambat Propinsi Tapanuli bisa terwujud, HORAS.....

Unknown said...

Saya lahir dan di besarkan di Tapsel, jd saya org Tapsel, tp org tua saya asli dari Samosir.
Selama saya hidup di Tapsel, saya sudah tahu bagaimana tabiat orang2 asli Tapsel.
hanya MANIS di MULUT saja.
Lain di mulut lain di hati.
saya kira blog ini jg begitu. berusaha bersikap masin tp di belakang memprovokasi agar masayarakat tidak mendukung.

Saya berharap Provinsi Tapanuli terbentuk dan Tapanuli bagian selatan HARUS bergabung.